Sabtu, 13 Oktober 2018

Mom, Waspadai Bahaya Susu Kental Manis


Di Indonesia, kehadiran Susu Kental Manis (SKM) sudah sangat familiar sekali. Bahkan banyak orangtua yang memberikan anak-anaknya SKM sebagai pengganti ASI. Satu hal yang lumrah dilakukan orangtua karena kebiasaan itu sudah ada sejak dulu kala. Bahkan berlangsung turun temurun, menjadi habbit yang tidak aneh. 

Tapi, tahukan mom tentang bahaya susu kental manis jika dikonsumsi secara terus menerus? Bahkan sebelum negara kita merdeka, dampak konsumsi susu kental manis sudah digaungkan. Namun, mungkin gaungnya tidak sampai hingga ke pelosok. Dokter dan ahli kesehatan telah mengatakan kalau SKM adalah bukan untuk dikonsumsi layaknya susu bubuk biasa. 


Memang, pastinya ada faktor kenapa SKM dijadikan konsumsi rutin layaknya susu. Keterbatasan pengetahuan dan penghasilan, menjadi faktor yang membuat banyak orang mengkonsumsi SKM. Lewat sebuah forum diskusi 'Mengawal Kebijakan BPOM Demi Mewujudkan Konsumen Cerdas' mari kita bahas mengapa SKM sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai pengganti susu. 

Hadir sebagai narasumber, Pratiwi Febry, SH dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Dr. Eni Gustia, MPH selaku Direktur Kesehatan Keluarga Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, dan Eni Saeni, S.I.Kom sebagai Pengamat dan Konsultan Media. Acara yang berlangsung hampir 3 jam ini dimoderatori oleh Kang Maman.


Pratiwi sebagai pakar hukum yang mengawal kebijakan BPOM dalam masalah Susu Kental Manis mengatakan, peredaran SKM termasuk iklan dan promosinya sudah sangat meresahkan. Sudah ada upaya yang dilakukan agar produsen SKM lebih memerhatikan lagi dampak SKM bagi kesehatan masyarakat. 

Menyikapi masalah ini, ada Surat Edaran yang dikeluarkan BPOM pada tanggal 22 Mei 2018 dan ditujukan kepada produsen, importir, dan distributor. Dalam Surat Edaran tersebut, BPOM mengatur soal label dan iklan dari SKM. Adapun isi dari Surat Edaran bernomor HK.06.5.51.511.05.18.2000 tentang label dan iklan pada produk susu kental manis dan analognya, yaitu :
  1. Dilarang menampilkan anak di bawah usia 5 tahun dalam bentuk apapun 
  2. Dilarang menggunakan visualisasi bahwa pada produk susu kental dan analognya disertakan dengan produk susu lain sebagai penambah dan pelengkap zat gizi. Produk susu lain antara lain susu sapi / susu yang disterilisasi / susu formula / susu pertumbuhan 
  3. Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman 
  4. Khusus untuk iklan, dilarang ditayangkan pada jam tayang acara anak-anak
  5. Produsen / importisr / distributor produk susu kental dan analognya (kategori pangan 01.3) harus menyesuaikan dengan surat edaran ini paling lama enam bulan sejak ditetapkan 
Namun, pada prakteknya masih ada produsen susu yang melanggar apa yang tertulis dalam surat edaran. Iklan SKM masih bisa dillihat di televisi, jadwal tayangnya pun masih di antara tayangan anak. Iklannya pun masih tersebar di channel Youtube, bisa diakses kapan saja. 

Lebih dari puluhan tahun, masyarakat seakan dibodohi oleh iklan SKM. Susu yang harusnya tidak dikonsumsi layaknya susu, malah dijadikan menu sehari-hari di rumah. Parahnya lagi, banyak orangtua yang memberikan SKM pada anak balitanya. 

Dampak pemberian SKM pada anak-anak itu sangat buruk. Kandungan SKM lebih banyak gulanya dibanding susunya. Oleh karenanya, SKM hanya disarankan sebagai topping atau campuran minuman, bukan sebagai pengganti susu. 


Permasalah SKM ini masih terus menjadi concern pemerintah, terutama Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, pakar kesehatan, dan kelompok masyarakat yang peduli pada isu SKM ini. 

SKM sangat tidak dianjurkan untuk diberikan pada balita. Karena, kandungan gulanya jauh lebih besar daripada susunya sendiri. SKM mengandung gula hingga 45% yang jika dikonsumsi secara terus-menerus, maka bisa mengancam kesehatan. Konsumsi fruktosa dengan jumlah yang tinggi bisa menyebabkan diabetes, hipertensi, obesitas, dan gangguan ginjal. Untuk anak-anak, jika SKM dikonsumsi secara terus menerus, maka bisa merusak gigi karena efek manis yang berlebihan. 

Bagaimana jika anak-anak dicekoki SKM setiap hari, bukan sehat yang didapat tapi malah penyakit. Namun, susu kental manis tetap mengandung susu dengan kandungan proteinnya. Tapi, jumlahnya hanya sedikit sekali. Jadi, memang SKM lebih pas jika digunakan sebagai campuran membuat kue, topping pada makanan, dan campuran minuman



Sudah saatnya menjadi konsumen yang cerdas. Baca dan pahami setiap kandungan yang terdapat dalam produk yang dibeli. Apalagi jika produk itu menyangkut kesehatan. Jangan membeli karena terpengaruh iklan, tanpa melakukan kroscek dan mencari tahu terlebih dahulu. 

Pada kasus SKM ini, stop menggunakan SKM sebagai minuman pengganti susu. Gunakan hanya sebagai tambahan makanan saja. Mulai sadar dengan bahayanya yang mungkin tidak langsung terlihat. Tapi akan menjadi bom waktu yang bisa meledak dampak buruknya di kemudian hari. 


1 komentar:

  1. Jadi, selama ini kita salah yaa ngasih anak-anak susu kental manis. Selama ini kita dibodohi sama iklan, padahal dampaknya ke kesehatan itu buruk banget.

    BalasHapus