Selasa, 10 April 2018

Gramedia Writers And Readers Forum 2018, Bangkitkan Minat Literasi Bangsa



Ada yang berbeda pada awal April di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Pengunjung Perpusnas lebih padat dari hari biasa. Ajang Gramedia Writers and Readers Forum (GWRF) 2018 lah yang membuat wajah Perpusnas makin famous. Mereka yang jatuh hati pada dunia literasi, tidak akan melewatkan kesempatan untuk bisa berkumpul. 



Ada hal yang unik dalam gelaran GWRF ini. Karena selain diisi dengan banyak sekali talkshow, ada sesi Coaching Clinic bagi para penggiat literasi. Mereka yang memiliki naskah-naskah pribadi, boleh mendaftarkannya untuk dikoreksi. Tentu ini jadi ajang yang langka bagi para penulis, terutama penulis baru. 


Kadang, penulis baru tidak percaya diri jika harus menyerahkan naskah mereka langsung ke penerbit. Ada yang merasa kalau tulisannya tidak layak, kurang menjual, hingga ide yang mainstream. Di GWRF 2018 ini, para penulis diberi ruang untuk bertemu dengan banyak sekali editor. Naskah-naskah yang diserahkan akan diberi koreksi dan bimbingan, hingga naskah-naskah tersebut menjadi layak terbit. 

Suwandi S Brata selaku Direktur Kelompok Penerbitan Kompas Gramedia mengatakan, GWRF ini merupakan ajang temu antara pembaca dan penulis. Diisi dengan banyak sekali klinik-klinik konsultasi naskah. Harapannya, akan banyak penulis mudah berbakat yang akan muncul. 

Opening Ceremony GWRF 2018 (source : kompas gramedia) 

Selama 2 hari (7-8 April) berlangsungnya GWRF 2018, sudah ada 1000 naskah yang masuk untuk sesi editor clinic. Ini menandakan kalau minat menulis dari masyarakat masih sangat tinggi. 

Selain sesi editor clinic yang meraup minat tinggi, ada sesi talkshow dan sesi diskusi  yang dihadiri oleh para penggiat literasi dan pakar. Sejumlah penulis ternama Tanah Air seperti Sapardi Djiko Damono, Tere Liye, Eka Kurniawan, Leila S Chudori, Mamam Suherman, membagikan ilmu mereka pada peserta yang hadir. 


Harapan dari hadirnya GWRF ini tidak lain untuk menumbuhkan minat baca dan literasi bangsa. Sebagai informasi, kalau negara kita menduduki posisi 2 dari belakang untuk minat literasinya. Kenyataan ini sungguh sangat disayangkan. Minat baca masyarakat kita masih sangat rendah, padahal membaca adalah jembatan ilmu. Dunia akan terbuka lebar dengan membaca. 

Acara bergengsi yang diadakan oleh Gramedia ini seakan memberi angin segar. Akan makin banyak masyarakat kita yang suka membaca, bahkan tertarik untuk menjadi seorang penulis. Dengan begitu, nantinya akan makin banyak masyakarat kita yang melek literasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar